Install LAMP di ubuntu 9 server

LAMP adalah paket aplikasi yang mendukung pembuatan aplikasi berbasis web diatas sistem operasi linux, kepanjangan LAMP sendiri adalah linux, apache, mysql, php, penjelasan masing-masing komponen silahkan anda telusuri di google.

Pada tutorial kali ini penulis akan share langkah-langkah pembuatan aplikasi web server sederhana, dan telah diiimplementasikan pada komputer server penulis.

Berikut langkah-langkahnya ;

1. Pertama kali kita harus menginstall service apache pada komputer kita dengan perintah

$sudo apt-get install apache2

atau

#apt-get install apache2

karena penulis mengerjakan pada terminal root diatas desktop pada Ubuntu 9 server edition setelah mengetikkan $sudo startx maka penulis terminal penulis tidak perlu lagi diketikkan perintah $sudo.

pastikan tidak ada error setelah perintah tersebut, untuk menguji berhasil atau tidaknya silahkan ketikkan pada web browser http://localhost atau dari komputer lain jika berada dalam jaringan http://alamat -ip server atau http://nama-server contoh http://192.168.1.2 dimana 192.168.1.2 adalah ip server penulis

2. Sekarang kita akan menginstall database server mysql pada server kita, dengan perintah ;

#apt-get install mysql-server

kemudian kita konfigurasi agar alamat ip/nama server database kita dikenali dalam jaringan LAN dengan perintah ;

#vi /etc/mysql/my.cnf

cari pada baris bind-address = 127.0.0.1 kemudian ganti alamat ip local server 127.0.0.1 dengan alamat ip server lan sehingga menjadi bind-address = 192.168.1.2

Jika password root belum di setting ketika menginstall mysql maka kita set password root dari terminal dengan perintah ;

#mysql -u root mysql>SET PASSWORD FOR 'root'@'localhost'=PASSWORD('password');


3. Setelah web service apache dan mysql terinstall sekarang kita install komponen untuk phpnya, yang penulis gunakan saat ini adalah php5 dengan perintah ;

#apt-get install php5 libapache2-mod-php5

kemudian kita persiapkan sebuah file php sederhana untuk membuktikan keberhasilan instalasi apache dan php tadi, untuk melakukannya gunakan editor kesukaan anda dalam kasus ini saya menggunakan vi dengan perintah ;

#vi /var/www/coba.php

isi file ;

<?php
phpinfo();
?>

simpan file dan buka kembali browser denngan menambah nama file coba.php dibelakan ip/nama server contoh http://192.168.1.2/coba.php jika muncul konfigurasi php pada webserver maka komponen php telah siap digunakan.

4.
Sekarang kita install aplikasi phpmyadmin untuk memudahkan kita dalam administrasi database mysql, perintahnya ;

#
apt-get install libapache2-mod-auth-mysql php5-mysql phpmyadmin

kemudian agar komponen php dan mysql bisa saling terkoneksi dalam phpmyadmin rubah file

/etc/php5/apache2/php.ini

pada baris

;extension=mysql.so

menjadi

extension=mysql.so

simpan file php.ini dan restart service apache dengan perintah ;

#/etc/init.d/apache2 restart

untuk mencobanya silahkan buka browser dan masukkan http://ip-server/phpmyadmin contoh http://192.168.1.2/phpmyadmin .


jika berhasil maka akan muncul file index phpadmin. untuk cara yang lebih sederhana coba


perintah $sudo tasksel install lamp-server ( untuk yang ini penulis belum mencoba :D ) Selamat mencoba :)

Blocking web di Vyatta

Terkadang sebagai network administrator kita perlu melakukan blocking terhadap berbagai situs dengan berbagai alasan, banyak aplikasi tersedia untuk melakukan filtering web tersebut namun hanya yang benar-benar cocok buat kita saja sebaiknya yang kita implementasikan.

Pada routerOS vyatta (router OS kesukaan saya saat ini) hal itu cukup simple untuk dilakukan, cukup dengan mengetikan beberapa baris perintah saja maka jaringan internal akan langsung mendapat filtering web, meskipun cara ini masih bisa di bypass (untuk bypass pada artikel lain).

Berikut adalah perintah beserta contoh web filtering pada router os vyatta ;

1. pertama kali lakukan update daftar yang umumnya di blok webproxy squidguard dengan perintah ;

vyatta@routeos$update webproxy blacklists

2. block content web dengan katagori yang diinginkan seperti contoh ;

vyatta@routeos$configure
vyatta@routeos#set service wepproxy url-filtering squidguard block-category xxx vyatta@routeos#set service wepproxy url-filtering squidguard block-category primbon vyatta@routeos#set service wepproxy url-filtering squidguard block-category porn vyatta@routeos#commit
vyatta@routeos#save

3.Untuk melakukan blocking URL secara langsung , contoh
vyatta@routeos$configure vyatta@routeos#set service wepproxy url-filtering squidguard local-block friendster.com vyatta@routeos#set service wepproxy url-filtering squidguard local-block facebook.com vyatta@routeos#commit vyatta@routeos#save bagaimana ?? mudah bukan selamat mencoba :D

Administrasi User JUNIPER SSG (screenOS)

Menggunakan user dengan level super administrator sebaiknya hanya pada saat menggunakan perintah yang benar-benar membutuhkan level akses tertinggi.

Salah satu alasannya agar kita dapat melakukan perbaikan jika terjadi kesalahan dalam konfigurasi menggunakan user admin biasa, penulis kali ini akan memberikan sedikit tutorial adalam administrasi user pada perangkat JUNIPER SSG ( secure services gateway ) dengan operating system ScreenOS.

Administrasi user :
perintah menambah user admin predi dengan password "imut" dengan akses hanya membaca konfigurasi
ssg50-> set admin user predi password imut privilege read-only

menyimpan hasil konfigurasi dari perintah sebelumnya

ssg50-> save

perintah memberikan user admin predi dengan password "imut" dengan level akses all atau super user
ssg50-> set admin user predi password imut privilege all

menyimpan konfigurasi yang telah dibuat sebelumnya
ssg50-> save

melihat daftar admin
ssg50-> get admin user

menghapus user
ssg50-> unset admin user predi

menghapus data admin
ssg50-> clear admin name predi
ADM: Sessions (1) have been cleared for admin 'predi'

Demikianlah beberapa perintah administrasi user pada perangkat JUNIPER SSG, untuk pemanfaatan SSG secara maksimal (versi penulis) sedang dalam tahap pengerjaan alias di draft :">

Install Desktop On Ubuntu Server 9.04

Seperti halnya beberapa sistem operasi server berbasis unix/linux defaultnya (saat ini) tidak mengikut sertakan aplikasi desktop seperti KDE, Gnome ataupun Xfce hal ini tentunya terkadang menyulitkan.

Karena diserver penulis saat ini baru saja terinstall Ubuntu 9.04 Server (the latest version) maka penulis melakukan update dan menginstall desktop gnome langsung dari repo terdekat berikut langkah-langkahnya;

1. Update sistem agar mendapatkan library terbaru, dari console ;



$sudo apt-get update

2. Setelah selesai jalankan perintah ;



$sudo apt-get install gnome-core gnome-terminal xauth xorg

tunggu untuk berberapa saat, setelah selesai jalankan perintah

$sudo startx

atau

#startx



maka dekstop gnome akan muncul.

Untuk konfigurasi IP static pada server bisa baca di Konfigurasi IP Static Ubuntu

Konfigurasi IP static Ubuntu

Distro Ubuntu kayaknya emang lagi naik daun terutama bagi kalangan pemula di linux hal ini disebabkan kemampuan ubuntu memenuhi keinginan user pemula terutama dalam hal kemudahan konfigurasi GUI ( distro lain padahal juga ), berikut penulis akan memberikan contoh konfigurasi IP static dalam jaringan dengan menggunakan CLI ( command line interface ).
Sebelumnya tentukan dulu ;

Nama hostname : predi-host
Alamat IP host : 192.168.1.4
Netmask :255.255.255.0
Network id : 192.168.1.0
Broadcast : 192.168.1.255
Alamat Gateway / Router : 192.168.1.1
DNS Server : 192.168.1.254

berikut langkah-langkahnya :
1.Set nama hostname dengan perintah

$sudo /bin/hostname predi-host

2. Masukkan beberapa konfigurasi kedalam file /etc/network/interfaces , dengan perintah ;

$ sudo vi /etc/network/interfaces

cari baris iface eth0 inet dhcp
kemudian dihapus atau pastikan diberi tanda # sehingga menjadi

#iface eth0 inet dhcp

kemudian dibawahnya tulislah baris perintah berikut

iface eth0 inet static
address 192.168.1.4
netmask 255.255.255.0
network 192.168.1.0
broadcast 192.168.1.255
gateway 192.168.1.1


simpan dan tutup editor vi dengan perintah [shift]+:wq

3.masukkan alamat dns kedalam file /etc/resolv.conf dengan perintah :

$ sudo vi $ sudo vi /etc/resolv.conf

Kemudian masukkan baris ini

nameserver 192.168.1.254

simpan dan tutup editor vi dengan perintah

[shift]+:wq

4.kemudian restart service network dengan perintah

$ sudo /etc/init.d/networking restart

sekarang silahkan test koneksi ke gateway maupun alamat dns server, jika dalam network akses internetnya dibagi silahkan buka browser untuk browsing internet.

Semoga membantu yang ingin konfigurasi network permanent pada sistem ubuntunya.

Konfigurasi Vyatta 5 sebagai Gateway ( simple )

Setelah mencari berbagai referensi, ternyata sejauh ini penulis tidak menemui referensi yang sederhana dan memuaskan untuk setting vyatta 5 pada LAN sebagai gateway mau pun web proxy.
Malam kedua setelah ngoprek bersama Dayat dan Herman akhirnya kami menemukan jawaban atas kegagalan dari beberapa konfigurasi ( berdasarkan tutorial yang didapat ).
Untuk membuatnya menjadi simple penulis membuat ringkasan sendiri atas konfigurasi vyatta agar menjadi lebih sederhana dan engga bikin pusing terutama buat pemula.
berikut skenario (ngoprek) :

internet - modem - vyatta - switch - komputer LAN

Dengan kriteria

Ip modem : 192.168.1.1/24
eth0 : 192.168.1.2/24
eth1 : 192.168.2.2/24
gateway-address : 192.168.1.1
host-name : predi-research
domain-name : predi-researh.com
name-server : 202.130.193.74 ( alamat DNS )

mulai jalankan perintah :

$ configure
# set interfaces ethernet eth0 address 192.168.1.2/24
# set interfaces ethernet eth1 address 192.168.2.2/24
#set system gateway-address 192.168.1.1

#set system host-name predi-research
#set system domain-name predi-research.com
#set system name-server 202.130.193.74
#commit
#save

#set service nat rule 1 source address 192.168.2.100-192.168.2.110
#set service nat rule 1 outbound-interface eth0
#set service nat rule 1 type masquerade
#commit
#save

Untuk client masing-masing client di set :

ip address : 192.168.2.xxx
subnet mask : 255.255.255.0
gateway : 192.168.2.2
DNS : 203.130.93.74

Untuk berbagai konfigurasi lainnya akan ada di artikel lain :D

Cara mencegah penularan flu babi:

anekdot kiriman dari teman disaat babi jadi selebriti di infotainment Indonesia ketika para babi sedang flu :

1. Jangan berjabat tangan dengan babi yang sedang flu (selain akan tertular flu oleh babi, anda juga akan dianggap orang gila)

2. Jangan berciuman dengan babi yang sedang flu (apalagi yang ini, anda ga mau kan diliat orang sedang berciuman dengan babi)

3. Cucilah tangan setelah anda bergulat dengan babi di kandang babi

4. Jangan suka mengucapkan kata babi ke pada orang lain (babi lu......)

5. Jangan tidur sebelah babi

6. Jangan menerima babi sebagai teman Anda di facebook karena dia dapat mengharvest teman2 Anda di facebook

7. Jikapun Anda memang memelihara babi, sediakan selalu sapu tangan/tissue untuk babi-babi Anda menutup hidung dan mulutnya bila bersin.

8. Hindarilah berenang di kolam renang babi, setidaknya untuk saat ini.

9. Jangan memforward email ini ke babi-babi, dikhawatirkan mereka jadi tau sehingga mencari cara penularan lain

10. Hindari memakai segala asesori babi (kaos gambar babi, anting2 babi, kalung babi, ikat pinggang sabuk babi, dll), babi-babi yang sedang flu itu mungkin akan mengira Anda adalah simpatisan babi, sehingga kemungkinan mereka akan menyerbu Anda untuk meminta perlindungan karena saat ini banyak yang memburu mereka untuk membunuhnya.

11.Salah satu yang juga penting adalah agar para babi ngepet untuk segera menyadarkan diri dan kembali ke jalan yang benar sebelum mereka menciptakan varian baru virus tersebut; flu babi ngepet.

12. (tambahan) jangan pacaran dengan orang bersio babi.

"Dah tau babi ntu haram , dimakan juga !"

What is Broadband ?

Broadband describes a number of different technologies that deliver digital data to homes and businesses at speeds faster than today’s narrowband technology, analog modems. Today, analog modems comprise the vast majority of the world’s 40 million connections for homes and small businesses. All of these modems use standard telephone lines as their medium to transmit information. The goal of broadband technologies is to overcome the current limitations of analog modems, namely:

  • Bandwidth Limitation. Today’s fastest analog modems (V.90 standard) can transmit and receive data at only 56 Kilobits per second (Kbps). Moreover, line quality and line distances typically reduce bandwidth to 33 Kbps or less.
  • Dial-Up Connection. An analog modem establishes a connection to another modem using standard telephone dial tones. This process is lengthy and prone to busy signals if the receiving modem is busy.
  • Dedicated Line. When an analog modem uses a telephone line, the line cannot simultaneously be used for voice communication. For homes or businesses that frequently use the modem, a dedicated phone line for the modem is usually necessary.


Technology Overview Broadband technologies can be classified as either one-way or two-way. One-way technologies are capable of sending information to the end user at very high speeds, but they rely on some other means (usually an analog modem and a phone line) to receive information from the end user. Although lacking a high-speed return path for information, one-way technologies are often wireless and offer much easier deployment over large areas. In contrast, two-way technologies can send and receive information at very high speeds over the same medium but require a wiring infrastructure that supports these technologies.

In this document, we focus on the two most prevalent two-way broadband technologies, cable and Digital Subscriber Line (DSL), and the most prevalent one-way broadband technology, satellite. For each of these technologies, the following sections will provide a quick overview, a discussion of the technology’s advantages and disadvantages, background on standards development, and trends in the near future.

DSL Overview DSL is a modem technology that uses digital coding techniques to transform ordinary phone lines (also known as "twisted copper pairs") into high-speed data transfer lines. While voice data is transmitted below frequencies of 4 Kilohertz (KHz), Internet data can be transmitted at 25 to 138 KHz upstream (from client to Internet) and 139 to 1100 KHz downstream (from Internet to client), on the same phone line.

DSL enables simultaneous high-speed Internet access and analog voice service. As a result, DSL enables telephone companies to use the world's nearly 750 million existing phone lines to deliver affordable, high-speed access to the Internet, corporate networks, and online services.

DSL Interoperability : DMT or CAP

There are two technologies competing to be the modulation standard for ADSL, carrierless mplitude and phase modulation (CAP) and discrete multitone modulation (DMT). Both CAP and DMT are coding technologies that allow ADSL to utilize more of copper's available frequency range. CAP and DMT are not interoperable.

In 1994, the ANSI working group adopted DMT as the ADSL standard. However, many DSL manufactures and providers continue to offer CAP services. Although DMT is cited as superior to CAP by ANSI, DMT is a relatively new technology, while CAP chipsets have been used for almost twenty years. Consequently, it's believed that CAP technology actually has a larger installed ADSL base than DMT. Until DMT catches up in deployments, there will continue to be uncertainty in modulation standard.

Despite the existance of two modulations standards, great steps have been made in DSL interoperability, with many vendors domonstrating that their CPE will work with the Central Office equipment (DSLAMs) of another vendor, or vice versa. Increased interoperability should help encourage retail sales of DSL modems-customers will not haveto be concerned that DSL modem they purchase in a store will not function with the DSL equipment installed at the phone company's Central Office. A number of vendors have demonstrated the interoperability of their ADSL equipments.

Types of DSL technologies

A number of DSL technologies have been developed to meet a full range of customer needs. The most common is Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL), which delivers greater downstream bit-rate transmission than upstream. Conversely, Symmetric Digital Subscriber Line (SDSL) delivers symmetric upstream and downstream bit-rate transmission between the subscriber’s home and the CO. SDSL is deployed when customers, usually Small-Office/Home-Office (SOHO) users, telecommuters, or small businesses, need larger upstream bandwidth to upload files or handle videoconferencing.

Other DSL technologies include High-bit-rate Digital Subscriber Line (HDSL), which uses more than one twisted pair to deliver T1 speeds, and ISDN Digital Subscriber Line (IDSL), which delivers data at 128 Kbps into an IDSL "modem bank" connected to a router. IDSL is generally deployed when ADSL is not viable because of the length of the customer loop. The highest performance DSL technology available is Very high data rate Digital Subscriber Line (VDSL), delivering bit-rate transmission from 12.9 to 52.8 Mbps with corresponding maximum reach ranging from 4,500 feet to 1,000 feet of 24-gauge twisted pair. VDSL may be deployed when extremely high-bandwidth applications are necessary and may eventually be used for Internet video services. The following is a summary of these technologies. DSL Advantages

  • Point-to-point dedicated connection: the DSL connection is point-to-point
  • between the consumer and the telco and thus provides guaranteed
  • bandwidth and more inherent security than the cable architecture.
  • Always-on connection: instead of having to dial in to their ISP to establish
  • a connection (such as with standard analog modems), consumers have a
  • standby, ready-to-use, high-speed connection, much like a telephone line.
  • Low-cost modems.
  • Dual-mode modems
  • High-speed access: access from 256 Kbps to 8 Mbps downstream and from 90 Kbps to 512 Kbps upstream.
  • Simultaneous voice and data service: consumers can have a high-speed
  • data connection while using voice/fax at the same time.
DSL Disadvantages

  • Cost: DSL service is currently more expensive than cable modem service
  • (approximately $10/month more).
  • Slower rollout of services.
  • Availability beyond 18,000 feet from the CO is problematic.
  • Installations can be difficult.


taken from intel engineers documents

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international voip calls